Dage adalah makanan sebagai varian tempe dengan campuran material kelapa. Dage pada umumnya makan makanan kecil atau sarapan yang ditemani oleh cabai rawit . Makanan ini biasanya menjual digoreng dage bersama dengan menggoreng pisang (gedhang) goreng, dan menggoreng ubi manis atau munthul goreng. Makanan itu adalah rasa eksotis.
Dage adalah salah satu bahan pembuatan gorangan, seperti halnya tempe atau tahu. Namun Tahu dan tempe banyak dijumpai di manapun di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di luar negeri pun ada tahu atau pun tempe. Tidak demikian dengan dage, dage hanya ada di Bumiayu. Dage ada dua jenis. Jenis yang pertama, dan ini banyak penggemarnya, adalah dage bal, bentuknya persegi panjang, dengan panjang sekitar 25 cm (hampir sama dengan panjang kertas HVS A4) dan lebar sekitar 7 cm, warnanya cokelat mendekati abu-abu, biasanya diselimuti jamur yang padat dengan warna putih. Bahan dasar pembuatan dage bal adalah ampas kelapa. Dage bal adalah makanan favorit orang Bumiayu. Makanan ini sedikit aneh, karena tidak dapat dijumpai di daerah mana pun selain Bumiayu. Dan konon kabarnya di Bumiayu pun tidak semua orang bisa memproduksi bahan dasar gorengan yang namanya dage atau lebih tepatnya dage bal. di bumiayu hanya ada satu daerah yang memproduksi dage bal yaitu Desa Bandung Dage (tahun 2000), sekarang mungkin wilayah produksi dage sudah meluas.
Jenis dage yang kedua adalah dage mugas, bentuknya seperti kubus, dengan panjang sisi sekitar 3 cm atau lebih mirip bentuk tahu, warnanya hampir sama dengan dage bal namun sedikit lebih pekat seperti abu yang disiram dengan air dan permukannya tidak halus seperti dage bal tapi ada benjolan-benjolan membentuk gambar kacang tanah yang dibelah di seluruh permukannya, ini mengikuti bahan dasar pembuatannya. Rasanya kontras sekali dengan dage bal, jika dage bal rasanya gurih campur manis, dage mugas rasanya unik sekali, sulit digambarkan dengan kalimat, dari aromanya seperti amoniak (pesing), namun ada kenikmatan sendiri di dalamnya. Dage mugas sedikit penggemarnya, sebagian besar hanya orang tua, walau ada sedikit anak muda yang suka, tapi tidak seperti dage bal yang hampir semua kalangan menyukainya. Di desaku dage menjadi menu wajib dalam setiap acara, entah itu acara kecil-kecilan seperti arisan atau pengajian, maupun dalam acara-acara besar seperti hajatan khitanan atau pun hajatan mantenan, dan di setiap warung penjual gorangan pasti ada gorengan dage.
Sumber:
Bahan ajar Teknologi fermentasi makanan dan minuman. 2010.