Menurut Peraturan BPOM No. 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan, Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus Pangan baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. Dalam industri pangan olahan, pemilihan kemasan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas, keamanan, dan umur simpan produk. Kemasan tidak hanya berfungsi melindungi produk dari kontaminasi dan kerusakan, tetapi juga memainkan peran dalam branding dan daya tarik konsumen. Berikut adalah beberapa jenis kemasan yang sering digunakan dalam industri pangan olahan, beserta kelebihan, kekurangan, dan contoh aplikasinya.
1. Kemasan Plastik
Plastik merupakan salah satu material kemasan paling umum digunakan dalam industri pangan karena fleksibel, ekonomis, dan dapat dibentuk sesuai kebutuhan produk.
-
Contoh Penggunaan: Snack ringan, botol air minum, makanan beku.
-
Kelebihan:
-
Tahan air, fleksibel, dan mudah dibentuk.
-
Biaya produksi rendah.
-
Mudah di-seal untuk menjaga kesegaran produk.
-
-
Kekurangan:
-
Beberapa jenis plastik dapat mencemari lingkungan karena sulit terurai.
-
Dapat melepaskan bahan kimia berbahaya jika tidak diproses dengan benar.
-
Simak juga 7 jenis kode kemasan plastik melalui link berikut ini.
2. Kemasan Kaca
Kemasan kaca sering dipilih untuk produk makanan dan minuman premium karena sifatnya yang tidak bereaksi dengan makanan.
-
Contoh Penggunaan: Saus, selai, jus premium.
-
Kelebihan:
-
Tidak bereaksi dengan isi kemasan, menjaga rasa dan aroma asli produk.
-
Tahan terhadap suhu tinggi.
-
Dapat didaur ulang tanpa menurunkan kualitas material.
-
-
Kekurangan:
-
Lebih berat dan mudah pecah dibandingkan kemasan plastik.
-
Biaya transportasi lebih tinggi karena beratnya.
-
3. Kemasan Kaleng
Kaleng memberikan perlindungan maksimal terhadap cahaya dan udara, serta memiliki umur simpan yang panjang.
-
Contoh Penggunaan: Makanan kalengan (misalnya, sarden), minuman berkarbonasi, susu kental manis.
-
Kelebihan:
-
Tahan terhadap kerusakan fisik dan kontaminasi.
-
Memberikan umur simpan yang lebih lama.
-
Dapat didaur ulang.
-
-
Kekurangan:
-
Tidak transparan, sehingga konsumen tidak dapat melihat produk.
-
Proses produksi lebih kompleks dan mahal.
-
4. Kemasan Kertas dan Karton
Kemasan berbahan kertas atau karton sering digunakan untuk produk kering dan makanan cepat saji. Ini adalah pilihan ramah lingkungan yang terus populer.
-
Contoh Penggunaan: Kotak pizza, bungkus sandwich, kemasan sekunder susu UHT.
-
Kelebihan:
-
Ramah lingkungan dan dapat didaur ulang.
-
Biaya produksi rendah.
-
Mudah dicetak dengan desain grafis yang menarik.
-
-
Kekurangan:
-
Kurang tahan terhadap kelembaban dan tidak cocok untuk produk cair tanpa lapisan pelindung tambahan.
-
Perlindungan terhadap kontaminasi lebih rendah dibandingkan plastik atau kaca.
-
5. Kemasan Biodegradable
Kemasan ramah lingkungan yang terbuat dari bahan alami seperti pati jagung atau serat tebu. Pilihan ini menjadi semakin populer seiring dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan.
-
Contoh Penggunaan: Makanan cepat saji, sayuran organik, produk bakery.
-
Kelebihan:
-
Ramah lingkungan dan dapat terurai dengan cepat.
-
Mengurangi dampak pencemaran plastik.
-
-
Kekurangan:
-
Biaya produksi lebih tinggi dibandingkan plastik konvensional.
-
Tahan lama lebih rendah untuk beberapa produk pangan.
-
6. Kemasan Vacuum dan Modified Atmosphere Packaging (MAP)
Teknologi ini menggunakan kemasan yang menghilangkan atau mengganti udara di dalam kemasan dengan gas inert untuk memperpanjang umur simpan produk.
-
Contoh Penggunaan: Daging segar, produk olahan susu, kopi bubuk.
-
Kelebihan:
-
Memperpanjang umur simpan tanpa penggunaan bahan pengawet.
-
Mengurangi risiko oksidasi dan pertumbuhan mikroba.
-
-
Kekurangan:
-
Memerlukan peralatan khusus untuk pengemasan.
-
Biaya lebih tinggi dibandingkan kemasan tradisional.
-
7. Aluminum Foil
Aluminum foil ini terbuat dari lembaran tipis aluminium yang dilapisi dengan proses pemanasan dan penggulungan. Aluminum foil memiliki kemampuan yang sangat baik dalam melindungi makanan dari cahaya, udara, dan kelembapan, sehingga membantu mempertahankan kesegaran dan kualitas produk makanan. Selain itu, aluminum foil juga memiliki sifat isolasi yang baik, membuatnya cocok untuk berbagai metode penyimpanan dan pengolahan makanan.
-
Contoh Penggunaan: snack, makanan siap saji, dan makanan beku.
-
Kelebihan
-
Dapat melindungi makanan dari pencemaran dan kerusakan akibat oksigen dan kelembapan.
-
Sangat fleksibel dan mudah dibentuk, sehingga dapat disesuaikan dengan berbagai jenis makanan dan wadah.
-
Tidak beracun dan aman digunakan dalam memasak, selama tidak digunakan pada suhu yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan reaksi kimia.
-
Dapat didaur ulang, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan beberapa jenis kemasan plastik.
-
-
Kekurangan
-
Berpotensi migrasi zat aluminium ke dalam makanan, terutama ketika makanan bersifat asam atau sangat panas.
-
Tidak dapat digunakan dalam microwave, karena dapat menyebabkan percikan api dan kebakaran.
-
Pentingnya Mematuhi Regulasi Kemasan Pangan
Pemilihan kemasan pangan yang aman dan sesuai dengan regulasi sangat penting untuk mencegah potensi bahaya kesehatan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan Peraturan BPOM No. 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan sebagai panduan pelaku usaha dalam penggunaan kemasan pangan yang aman.
Sumber:
BPOM. (2019). Peraturan BPOM No. 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan.
Yoshida, H. (2019). "Sustainability and Safety of Food Packaging Materials." Journal of Packaging Science, 7(2), 112-128.