Beragam informasi hoaks yang beredar tak hanya beredar di media sosial dan merambah ke media komunikasi seperti whatsapp. Tentu saja ini meresahkan masyarakat. BPOM ikut serta mendukung melalui edukasi masyarakat dan berkolaborasi dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) untuk meningkatkan kemampuan dan kesadaran Sumber Daya Manusia dalam mendeteksi hoaks tentang produk pangan.
Salah satu isu yang beredar di masyarakat adalah bahaya Aspartam yang terkandung dalam beberapa minuman. Berikut adalah penjelasannya : IDI tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang aspartam berbahaya. Dalam peraturan COdex, aspartam dikategorikan aman yaitu dapat digunakan untuk produk makanan dan minuman contohnya susu, permen, makanan dan minuman ringan.
Sebelum membahas hal tersebut, kita pahami dahulu tentang aspartam. Aspartam adalah pemanis dengan kandungan asam amino fenilalanin dan asam aspartat, rendah kalori, 200 kali lebih manis dibandingkan gula biasa, dan selama lebih dari 25 tahun digunakan dalam pembuatan minuman bersoda rendah kalori dan makanan bebas gula.
Batas maksimum konsumsi aspartam yaitu 50 mg/ kg per harinya. Contoh : BB 50 kg, maka maksimal konsumsi aspartam per harinya 2.500 mg. BPOM menyatakan aspartam adalah pemanis aman kecuali untuk penderita fenilketonuria yaitu dimana tubuh tidak dapat mencerna asam amino fenilalanin.
Mitos dan fakta seputar aspartam adalah sebagai berikut :
1. Aspartam penyebab kanker
Berbagai penelitian tidak membuktikan adanya hubungan aspartam dan kanker.
2. Aspartam penyebab kerusakan otak
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa aspartam menyebabkan pengurangan daya ingat otak dan kerusakan otak.
3. Pengidap diabetes tidak boleh mengonsumsi aspartam
Pengidap diabetes boleh mengonsumsi aspartam. Batas maksimal yang dianjurkan bagi orang diabetes sama dengan orang sehat yaitu 50 mg/ kg BB per harinya..
Yang perlu jadi perhatian penderita diabetes adalah pola makan yang sesuai. Sangat dianjurkan mengkonsultasikan pola makan yang tepat dan sesuai
4. Aspartam penyebab kegemukan
Aspartam adalah pemanis rendah kalori sehingga tidak menyebabkan kenaikan berat badan.
Kesimpulannya adalah aspartam tidak membahayakan tubuh dan kesehatan, selama bukan pengidap penyakit fenilketonuria dan mengonsumsinya tidak melebihi dalam takaran yang dianjurkan.
Tidak lupa menghimbau masyarakat untuk selalu menerapkan Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin Edar, serta Kedaluwarsa) sebelum membeli dan mengkonsumsi produk pangan. Pastikan cek :
-
Kemasan, pastikan dalam kondisi baik dan tidak rusak
-
Label, pastikan membaca label dengan cermat dan teliti
-
Izin Edar, pastikan produk memiliki izin edar yang terdaftar
-
Kedaluwarsa, pastikan produk tidak melewati tanggal kedaluwarsa.
Sumber:
dr. Raissa Edwina Djuanda, M. Gizi, Sp.GK. Dec 18, (2020). Mitos Tentang Bahaya Aspartam yang Sebenarnya Keliru
Keputusan Codex stan 192-1995 Rev. 10 Tahun 2009
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 11 TAHUN 2019 TENTANG BAHAN TAMBAHAN PANGAN